Senin, 29 Juni 2015

Rahasia Puasa Orang Jawa

Puasa, sudah tidak asing lagi orang dimanapum berada untuk mendengarkan kata-kata ini. Dalam pemahaman manapun, puasa selalu dihubungkan dengan penahanan diri.
Puasa dalam etimologi jawa berasal dari bahasa sansekerta. Upa dan wasa, upa ‎berarti pertalian dan wasa berarti wewenang/kekuasaan. Artinya adalah menalikan diri untuk mendapatkan kewenangan tertentu missal ajian dsb. Dalam khasanah jawa, tembung puasa atauPasa dapat disanepankan (ibaratkan)“Ngeposne Rasa”, atau memberhentikan rasa. Oleh karena itu orang puasa itu tidak hanya dipandang menahan makan, tapi juga menahan syahwat, pandangan, perasaan, kecintaan, maupun penahanan yang lain.
Di dalam tembung Dasanama (Buku Primbon Ajimantrawala) dijelaskan bahwaPasa = Panas = Tapas = Tapa = Anyiksa Badan. Maka orang berpuasa selalu mengeluarkan panas dari tubuh, seperti halnya orang yang melakukan tapa atau samadi dan orang tapa itu cenderung menyiksa badan yaitu tidak makan, minum, syahwat, urusan dunia dan lainnya. Jadi orang yang berpuasa slalu identik dengan bertapa. Namun, upah apa yang didapatkan? Berpuasa dalam khasanah jawa ini slalu mengantarkan bahwa setiap perbuatan selalu mendapatkan atau menuai (dalam bahasa ingrris dikenal dengan The Law of Harvest).
Dalam kamus English disebutkan bahwa puasa mempunyai bahasa yang bernama “fasting”, artinya mempercepat. Dan dalam bahasa arab disebut dengan istilah “shaum” atau “Shiam”. Dalam konteks beragama islam, puasa diartikan sebagai proses menahan diri dari makan dan minum serta nafsu mulai terbit matahari sampai tenggelamnya matahari. 
Namun, agak berbeda dengan pemahaman jawa yang secara turun temurun diajarkan mulai perkembangan agama budha dan hindu. Bahwasanya puasa adalah menjalani ritual tertentu untuk mendapatkan pertalian yang diinginkan. Biasanya kalau makan hanya tengah malam (jam 12 malam saja). Dan sejak ajaran islam dating, maka mulai ada Akulturasi budaya bagi orang jawa bahwa boleh melakukan puasa dan makan ketika matahari sebelum terbit dan tenggelam, dengan hasil laku yang diinginkan. Hal ini muncul sejak zaman Kanjeng Sunan Kalijaga sekitar tahun 1400.
Lelaku atau biasa disebut laku,dalam kamus Sansekerta artinya jalan, atau menjalankan. Laku disini berarti memperoleh sesuatu demi tercapainya tujuan tertentu. Biasanya, bagi orang jawapuasa laku lebih pada kegiatan untuk memperoleh sesuatu dan berupa kekuatan spiritual. Oleh karenanya, puasa laku adalah suatu sikap atau cara prihatin orang jawa untuk mendapatkan sesuatu. Secara sadar maupun tidak sadar, orang jawa beranggapan bahwa setiap kita mempunyai keinginan tertentu maka perlu dibarengi dengan sarana sesuatu atau sarana Laku.
Apa manfaat dari pada puasa laku?
Sebagaimana diketahui bahwa manfaat dari puasa laku sangat banyak dan beragam. Bahkan setiap orang yang menjalani berbeda-beda pun juga mendapatkan hasil yang berbeda. Kenapa demikian? Karena tampungan dari dimensi setiap orang itu berbeda-beda dan setiap orang mengalami pengalaman metafisik yang berbeda-beda. Dan yang paling penting, puasa lelaku akan didapatkan hasil sesuai dengan keinginan (baca:Niat) dari masing-masing yang melakukannya.
Misalkan ada yang melakukan puasa laku sebagai sarana untuk mendapatkan Aji Jaya Kawijayan (Kanuragan dan Kadigdayaan). Ada pula yang hanya untuk menjcari kewaskitaan. Ada untuk mencari kadigdayaan. Serta ada pula yang menjalankan laku hanya sebagai sarana untuk mendekatkan diri pada Gusti ingkang Murbeng Dumadi. Dari sini dapat dilihat bahwasanya melakukan puasa semacam ini akan menimbulkan sesuatu hal sesuai keinginannya.
Apakah ada efek samping/ pantangan dari puasa laku?
Sebenarnya, setiap kita melakukan suatu perbuatan pasti selalu menimbulkan efek samping. Yaitu efek ke positif dan efek ke negatif. Sama seperti puasa, kalo memang dari niatnya sudah positif maka hasil yang didapatkan pun juga positif, dan sebaliknya. Dari sejarah adanya puasa lakupun bisa dilihat bahwa jika sebelum di akulturasikan dengan budaya islam, maka pelaksanaan puasa laku masih pada bantuan kekuatan dari alam lain seperti Jin, Perewangan, Khodam, dsb. Ketika islam masuk, sudah banyak perombakan dan menghilangkan sarana yang menuju selain pada Allah. Tapi walaupun umat islam sendiri kadang masih banyak hidupnya yang mengizinkan untk tetap dibantu oleh Khodam, Jin, dsb.
Makanya dari sini kita bisa melihat, bahwa puasa laku slalu dilihat dari niat, dengan Syarat dan ketentuan berlaku.
Kisah nyata, pernah teman puasa mutih 40 hari. Dengan sholat tetap teratur. Dan hasilnya pun justru positif. Lebih pada memperbesar dan menghaluskan energy dalam diri. Ada pula teman saya pernah nglowong 3hri, dengan tujuan Kadigdayan, di hari ketiga dia mendapat wisikan ghaib untuk keluar rumah menuju dekat kali. Dan ternyata dia menemukan pusaka berupa keris yang muncul dari tanah seperti muncul begitu saja dengan cahaya yang bersinar.
Pernah pula teman berpuasa mutih 3 hari, juga mendapat hasil yang luar biasa hebatnya. Ini disebabkan ada pengaruhnya juga dengan tujuan dari masing-masing individu. Tetapi yang banyak saya jumpai, biasanya efek yang ditimbulkan slalu kearah positif. 
apa saja jenis dari puasa laku?‎
Puasa mutih. Adalah puasa dengan syarat hanya minum air putih dan nasi putih, dengan syarat dan ketentuan berlaku. Kadang ada 3hari, 7hari, maupun 40hari. Puasa mutih lebih membawa pada penempaan atau pembentukan energy baru di tubuh manusia.
Puasa Nglowong. Tidak makan dan tidak minum sama sekali, namun untuk menjaga esensi puasa maka diperbolehkan waktu sahur dan berbuka minum air saja. Boleh tidur sebentar.
Puasa Ngebleng. Yaitu puasa yang hanya di kamar saja. Tidak boleh kena sinar matahari maupun menyalakan lampu. Terpaksa boleh keluar kamar hanya pas kebelet di kamar mandi dan wudhu.
Puasa Kungkum. Berendam di air, hanya kepala yang Nampak. Waktu malam tertentu dan hanya 1 jam saja. Dengan syarat dan ketentuan berlaku.
Patigeni. Sebagai puasa penutup dari puasa laku.
Dan masih banyak lagi jenis-jenis puasa yang tidak bisa saya ceritakan panjang lebar disini dan bisa dipakai untuk penelitian dan pengembangan di masa Modern seperti ini.
Apa sarana (syarat) dalam menjalankan puasa laku?
Tergantung dari syarat yang diajukan dalam setiap laku, puasa mempunyai sarana yang berbeda-beda. Asalkan paham betul apa yang akan dilakukannya. Persis seperti Nasehat Sunan Kalijaga dalam pupuh Durma (no.17) di Suluk LingLung, Syeh Malaya;‎
“Aja lunga yen tan weruh kang pinaranan, lan aja mangan ugi, yen tan wruh rasanya, rasane kang pinangan, aja nganggo-nganggo ugi, yen during wruha arane busana di”.
Artinya:
“Jangan pergi kalau belum tahu yang kau tuju, dan jangan makan juga, kalau belum tahu rasanya, rasanya yang dimakan, jangan berpakaian juga, kalau belum tahu kegunaan berpakaian”.
Oleh karena itu, setiap melakukan puasa Laku hendaklah mengetahui betul apa yang akan terjadi setelahnya nanti, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mendapatkan hasil di masa depan.
Sebenarnya, inti puasa orang jawa itu apa?
Sura Dira Jaya Ningrat, Lebur Dening Pangastuti. Sekuat-kuatnya manusia maka masih luluh dengan pengampunan. Ada yang mengartikan bahwa luluh dengan Rendah hati.
Artinya apa? Bahwa ajaran jawa tertinggi dalam menjalani hidup bukan terletak pada saktinya kita. Namun terletak pada bagaimana kita bisa menempatkan diri kita sesuai situasi dengan tetap rendah ahati. Karna orang rendah hati akan malah dijunjung derajatnya oleh orang sekitar.
Tidaklah heran, jika di zaman sekarang ini jika masih ada yang mengaku “Sakti” maka masih dianggap belum cukup dalam menjalankan Laku Puasanya. Karena istilah jawa bilang hal itu masih Gembar-Gembor dan Gumedhe. Justru laku tertinggi adalah bagaimana kita sakti tanpa ada orang yang tahu dan diri kita tetap seperti karakter masa lalu, yaitu tetap menjadi manusia biasa apa adanya. Karena segala hal yang pernah kita dapatkan itu, hanya titipan dari Sang Hyang Wisesa dan sutu saat pun kita akan bertanggung jawab terhadap apa yang kita dapatkan.
Ngluruk tanpa bala,
Menang tanpa Ngasorake.. (Kitab Sabdo palon)

Kesimpulan apa dari semua ini?

“Ngelmu iku, kalakone kanthi laku.
Lekase lawan khas.
Tegese khas nyantosani.
Sedya buda pangekesing dur angkara.” (Serat Wedhatama)
Artinya:
Ngelmu itu didapatkan dengan cara laku.
Permulaannya dengan khusus.
Artinya khusus sangat sentosa.
Karena semua hal yang terpuji akan mengikis kemurkaan.
Bagi orang Jawa puasa bukanlah sekedar perpindahan jam makan dan minum atau sebuah mekanisme untuk mengejar pahala semata, namun puasa adalah merupakan tahapan dalam proses pembersihan diri serta merupakan satu satunya cara untuk mengistirahatkan mekanisme pencernaan dalam tubuh manusia.

Sistem pencernaan ini senantiasa berjalan terus tanpa pernah beristirahat. Mulai dari mengunyah makanan, hingga masuk dan diolah dalam lambung dan seterusnya, hingga manusia tidur dan bangun kembali dari tidurnya, proses ini berjalan terus tanpa henti. Sistem yang satu ini juga butuh istirahat, dan itu dapat terpenuhi jika kita berpuasa.

Ketika berpuasa, sistem pencernaan kita beristirahat. Dan sebagai akibat dari proses tersebut, organ-organ tubuh yang lainnya pun jadi ikut berpuasa. Hal ini bisa terjadi, mengingat makanan yang merupakan sumber energi serta bahan baku bagi proses pergantian sel-sel yang telah rusak dalam organ tubuh kita jadi tertunda untuk sementara waktu.

Puasapun juga bukan hanya berbicara tentang makan minum saja, namun semestinya juga diimbangi dengan berpuasanya pikiran dan hati kita, sehingga, disamping dengan berpuasa tersebut tubuh bisa beristirahat, juga hati dan pikiran kita bisa jauh lebih jernih. Puasa adalah pengendalian diri. Pengendalian diri akan keinginan-keinginan kita, pikiran-pikiran kita, perasaan-perasaan kita, pembersihan dari ‘setan-setan’ yang bercokol dalam diri kita sendiri. Jadi ketika kita masih memiliki pemahaman bahwa ada ‘setan-setan’ di luar diri kita yang menggoda/mengganggu proses puasa kita, kita justru telah lupa akan esensi dari puasa itu sendiri.

Berpuasalah dengan kesadaran, tanpa kesadaran, puasa kita tidak banyak membantu. Tanpa kesadaran, yang akan terjadi adalah seperti yang sering kita saksikan selama ini. Yaitu, kita masih belum bisa menerima jika ada orang yang di luar kita yang tidak berpuasa, kita tidak bisa menerima/atau merasa tergoda jika melihat warung makan tidak tutup sementara kita tengah berpuasa hingga kita merasa harus memaksa mereka untuk menutup warungnya selama kita berpuasa, dan lain sebagainya. Dengan begitu, berarti kita justru masih ‘memelihara setan’ tersebut bercokol dalam diri kita. Kita takut tidak bisa mengendalikan diri, sehingga kita merasa perlu untuk menyuruh orang-orang di sekeliling kita agar tidak makan minum di hadapan kita, tidak membuka warung makannya di saat kita tengah berpuasa dan lain sebagainya. Dan itu juga berarti kita telah gagal dalam mengendalikan diri kita.

Bersihkan dulu diri kita dari hal-hal tersebut, itu yang akan menyelamatkan kita. Membebaskan kita dari cengkeraman dan pengaruh ‘setan’ tersebut.

Sesungguhnya dengan berpuasa itu, kita justru tengah memberikan ‘makanan’ bagi batin kita. Batin kitapun juga perlu ‘makanan’, hanya saja berbeda dengan makanan yang dikunyah oleh mulut kita selama ini. Dengan berpuasa, ‘sistem pencernaan’ dalam batin kita jadi bekerja. Dengan batin memperoleh makanannya, batin akan memperoleh energi untuk keperluan batin tersebut. Batin jadi bersih dan tercerahkan. Sama halnya dengan ketika kita puasa berbicara. Ketika kita puasa berbicara, sesungguhnya kita tengah membiarkan telinga ini untuk ‘mengkonsumsi dengan baik’ makanannya. Apa yang kita dengar, itulah ‘makanan’ bagi telinga kita. Dengan puasa berbicara, apa yang kita dengar tersebut akan ‘dicerna dengan baik’ oleh otak kita, pikiran kita. Oleh karenanya, biasanya seorang pendengar yang baik adalah pembicara yang baik pula. Sebaliknya, seorang yang terlalu banyak bicara, biasanya juga bukan seorang pendengar yang baik.

Dengan berpuasa dalam kesadaran seperti itu, akan semakin memudahkan proses samadhi kita. Hati dan pikiran yang  bersih, menunjang proses samadhi kita dan kita akan jauh lebih mudah lagi untuk menapaki tahapan dalam bersamadhi.

Berikut ini adalah beberapa jenis puasa dalam tradisi Jawa.‎
Puasa Mutih.

Puasa ini adalah puasa dimana kita hanya di perbolehkan untuk makan nasi putih dan minum air putih saja. Jam makan sama seperti biasa, hanya saja kita makan nasi putih serta minum air putih saja.‎

Puasa Ngebleng

Puasa Ngebleng adalah menghentikan segala aktifitas normal sehari-hari. Seseorang yang melakoni puasa Ngebleng tidak hanya tidak boleh makan, minum, namun juga tidak boleh keluar dari rumah/kamar, apalagi melakukan aktifitas seksual. Waktu untuk tidur juga di kurangi. Dan juga tidak boleh ada satu penerangan pun yang berada dalam kamar tersebut.
Puasa Pati Geni

Puasa Patigeni hampir sama dengan puasa Ngebleng. Perbedaannya yang nyata adalah, jika dalam pati geni, kita sama sekali tidak diperbolehkan untuk tidur. Jadi harus senantiasa terjaga.
Ngrowod

Puasa yang satu ini hampir sama dengan puasa mutih, perbedaannya, jika puasa ngrowod hanya makan buah-buahan saja.
Puasa senin-kemis

Puasa yang ini seperti puasa pada umumnya, hanya saja dilakukan pada hari tertentu saja, yaitu hari senin dan kamis.
Puasa weton dan neptu 40

Puasa ini hanya di lakukan pada saat weton (hari kelahiran) saja. Demikian juga dengan puasa neptu 40, puasa ini juga hanya dilakukan pada hari-hari yang ber neptu 40, di antaranya adalah :

Jum’at Pahing, Sabtu Pon dan Minggu wage ;
Sabtu Kliwon, Minggu legi, dan Senin pahing ;
Selasa Kliwon, Rabu legi dan Kamis Pahing ;
Rabu pon, Kamis Wage dan Jum’at Kliwon (atau bisa juga ; Kamis wage, Jum’at kliwon dan Sabtu legi)
Tapa Ngrame

Puasa yang satu ini, menurut KRMH Toeloes Koesoemaboedaja serta R Rahajoe Dirdjasoebrata adalah puasa yang tersulit dan terbaik. Beliau berdua selalu menyarankan kepada penulis untuk melakukan hal yang satu ini. Cara berpuasa ini adalah seperti ‎laku ngurang-ngurangi, yaitu kita berpuasa, namun jangan sampai orang lain tahu kalau kita tengah berpuasa. Dalam keseharian kita tetap beraktifitas seperti biasanya. Kita hanya diperbolehkan makan sekedarnya, sokur-sokur hanya dua atau tiga sendok makan saja dalam sekali makan. Hari berikutnya ditingkatkan lagi, kalau hari sebelumnya tetap makan 3x sehari, hari yang berikutnya tersebut makan satu kali sehari, dan begitu seterusnya hingga kita benar-benar tidak makan selama kita tidak nirdaya. Jika kita bertamu di tempat orang/teman dan kita disuguhkan sesuatu, kita tetap memakannya tapi hanya sekedarnya saja. Hanya sekedar buat pantes-pantes saja.
Puasa adalah hal yang paling istimewa diantara ibadah yang lain,apalagi puasa dibulan ramadhan itu sangat banyak sekali,tapi disini aku akan menceritakan puasa-puasa selain dibulan ramadhan.. aku akan menceritakan hikmah-hikmahnya berpuasa diwaktu-waktu tertentu yang tatacaranya dan aturannya berbeda dengan puasa dibulan ramadhan.. 

Puasa 7 hari 7 malam hikmahnya bisa membuat seseorang menembus alam suara ghaib..artinya jika ada seseorang mampu tidak makan tidak minum selama 7 hari 7 malam maka ia akan bisa mendengar suara-suara ghaib..puasa ini seumpama kisahnya nabi musa as yang sebelum bertemu dengan tuhannya dan mendengar kalamnya (berbicara dengan Allah) ia tidak makan dan minum juga tidak tidur selama 7 hari 7 malam dan nabi musa as pun ahirnya mengalami hal tersebut..akan tetapi kalau kita menirunya maka kita hanya akan bisa mendengar suara ghaib dari para mahluk ghaib Allah..tidak akan seperti nabi musa yang bisa berbicara dengan Allah.. 

Puasa 21 hari seperti puasa ayam yang mengerami telurnya selama 21 hari walaupun ada yang kurang dari 21 hari tapi itu sangat jarang sekali yang lebih banyak adalah 21 hari..hikmahnya siapa yang puasa seperti ayam mengerami telurnya maka ia tidak akan kelaparan dan mudah mencari rijki walaupun hanya dikampungnya saja..seperti ayam yang sanggup bisa hidup walaupun hanya mencari makan disekitar rumah orang yang punyanya.. 

Puasa 40 hari..puasa ini mirip puasa nya angsa yang mengerami telurnya selama 40 hari..hikmahnya.. orang yang puasa 40 hari tidak akan kena penyakit kronis seperti kanker,gila,atau strok dan yang lain nya terkecuali penyakit yang menuju kematianya..karena angsa pun kebanyakan tidak pernah kena penyakit terkecuali mau mati.. Puasa 40 hari 40 malam..puasa itu seperti puasanya nabi musa ketika ingin melihat tuhannya..hikmahnya siapa puasa 40 hari 40 malam maka dia akan bisa melihat kebesaran ilmu Allah sehingga ia akan sangat tinggi ilmu nya dan akan mempunyai kesaktian.. 

Puasa 60 hari..puasa itu seperti puasa nya nabi isa as..hikmahnya..siapa yang puasa 60 hari maka ia akan memahami ilmu pengobatan..seperti nabi isa as yang mampu mengobati berbagai macam penyakit.. 

Puasa 11 hari 11 malam..puasa itu seperti puasanya ulat biasa yang tidak berbulu didalam kepongpong nya..hikmahnya..siapa puasa 11 hari 11 malam maka ia akan berubah kehidupanya atau menjadi orang terkenal dalam batas waktu tertentu..seperti ulat yang tadi nya menjijikan setelah keluar dari kepongpong ia akan menjadi kupu-kupu yang cantik.. Sehari puasa sehari tidak..ini seperti puasa nya nabi daud as..hikmahnya..siapa melakukan puasa seperti itu ia akan sangat disukai suaranya,wajahnya,dan juga ia akan hidup dengan berlimpah anugrah..

itulah sebagian hikmah-hikmah puasa..dan kebenaran yang hakiki cuma milik Allah.. semoga bermanfaat. ‎‎

22 komentar:

  1. Assaamualaikum Wr. Wb. salam kenal mas Wiyonggo. mau tanya kalau mengenai jam mulai puasa tersebut sebaiknya mulai pada saat jam berapa mas?soalnya ada kalangan jawa yang mulai maghrib tetapi ada juga yang mulai tengah malam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo mengikuti tradisi orang Jawa sbnernya
      Puasa dmulai saat jam 05 sore
      Dan berbuka saat magrib besok jadi 24 jam

      Hapus
  2. Keduanya benar
    Yang paling banyak di gunakan itu mulainya maghrib
    Dikarenakan dengan perhitungan qomariyah (Bulan)
    Dan yang di mulai tengah malam itu yang memakai perhitungan Syam iyah (matahari)

    BalasHapus
  3. mau tanya juga mas, mengenai puasa yg bilangan 40, 60, 21, atau 11 hari itu apakah dilakukan secara terus menerus dilakukan sepanjang hari tanpa putus (tidak makan dan minum selama jangka waktu puasa) atau cukup dengan makan dan minum sehari sekali atau dijalankan seperti puasa ramadhan mas?

    kemudian mengenai akhir2 puasa apakah perlu dilengkapi dengan acara syukuran bila telah menyelesaikan puasa tersebut?

    BalasHapus
  4. Sebagai umat islam yang lebih afdhol tiap maghrib harus membatalkan puasa walaupun hny dengan air minum dan makan secukupnya.
    Dan setelah selesai tdk perlu diadakan selamatan... kecuali memang sudah ada nadzar

    BalasHapus
  5. mohon maaf, ingin bertanya mengenai khodam.

    ada yang berpendapat kalau khodam itu pembantu jadi sah-sah saja jika meminta bantuan pada mereka. namun Allah menyatakan bahwa "memohon lah hanya kepada Ku"

    dan ada yang berpendapat bahwa kalau pertolongan Allah itu melalui perantara atau wasilah, yang ingin saya tanyakan bagaimana sebenarnya? apakah kita boleh meminta bantuan selain Allah? bukankah itu meyakini adanya kekuatan selain Allah?

    memang nabi Muhammad tidak langsung mendapat wahyu dari Allah melainkan melalui malaikatnya Jibril, apakah ini yang disebut wasilah?

    lantas bagaimana sebaiknya ya? saya pikir apapun sebaiknya tetap memohon hanya kepada Nya Yang Maha Kuasa. walaupun Allah memberi bantuan lewat apapun bentuknya tetap itu adalah urusanNya. yang musti kita yakini tetaplah hanya Allah semata.

    mohon perkenan mas wiyonggo untuk menjelaskan hal ini.

    BalasHapus
  6. Pak saya sekarang sedang menjalankan puasa laku 40 hari 40 malam...tujuan saya puasa utk membersihkan diri dari fisa,mendekatkan diri pada Tuhan,memohon keharmonisan dlm keluarga dan memohon kepada Tuhan untuk memulihkan usaha saya yang sedang bangkrut.ada malam2 tertentu saya mimpi dan saya percaya itu adalah tanda dari Tuhan.saya puasa makan hanya pas maghrib pak...td subuh saya dapat pertanda lewat mimpi pak,saya dibonceng naik sepeda terus gantuan saya yang bonceng laki2 itu dg beban yg sangat berat,kami melewati rel kereta api tapi dibawah itu seperti jembatan yang terbuat dari tumpukan karung,yang jelas jembatan itu seperti jembatan rusak dan saya melewatinya sampai diseberang,sesampainya diseberang saya pun merasa lega karna bisa melewatinya,laki2 yang saya bonceng itu turun dan mengatakan bahwa dia lapar,padahal saya yang mengayuh sepeda,dia terus mengatakan lapar dan ketika saya terbangun suami saya yg bilang kalau dia lapar...ada kontak antara kenyataan dan mimpi...apakah itu merupakan pertanda dari Allah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Puasa 40hari pelaksanaanx bagaimana ya bagi yg sdg berhalanagn atau haid.apa tdk terputus puasanya?

      Hapus
  7. Terimakasih dgn keterangan diatas tentang bermacam2 puasa saya sudah bisa tahu arti Dan maknanya puasa semoga bisa bermanfaat

    BalasHapus
  8. Assalamuallaikum, pak saya mau tanya, apakah benar puasa selasa pon - jumat kliwon itu bagus ? Manfaatnya apa ya pak? Sekian pak ,
    Wassalamualaikum wr.wb

    BalasHapus
  9. mas wiyonggo, puasa yang paling cocok untuk melatih indera ke enam/bati/roso puasa apa ngehh, suwun.

    BalasHapus
  10. Bagaimana cara mengerjakan puasa 40hari bagi wanita jika sdg haid apa puasanya diteruskan?mohon dijawab mas wiyonggo

    BalasHapus
  11. Bagaimana cara pelaksanaan puasa 40hari bagi wanita apa disaat berhalanagan atau haid puasanya di teruskan atau berhenti?mas wiyonggo

    BalasHapus
  12. Maaf saya mau bertanya tentang puasa di hari rabu pon, kamis wage dan jumat kliwon, itu manfaat Sebenar nya apa, dan apa bila menjalankan nya di lagi halangan (haid)itu bakal dosa atau tidak.
    Dan niat nya itu bagaimana, ada bahasa arab nya, atau niat seperti apa

    BalasHapus
  13. QOBILTU.... IJIN MENGAMALKAN.. SAYA LAGI PUASA JADWAL DIATAS NIH .. INI HARI TERAKHIR... TERIMAKASIH ATAS ILMUNYA... SEMOGA BERMANFAAT BAGI SAYA AAMIIIN...

    BalasHapus
  14. Terimakasih atas ilmunya.sangat bermanfaat bagi saya yg awam ini.matursuwun

    BalasHapus
  15. Assalamualikum niat puasa yang senin kamis trs habis senin puasa lagi tepat nya itu selasa kliwon itu bagaimana yha?

    BalasHapus
  16. Bisa minta kontak ponsel wa nya

    BalasHapus
  17. Jika di perkenankan minta no telepon wa nya

    BalasHapus
  18. Hari apa yang bagus untuk memulai puasa 40 hari??
    Apakah harus sesuai dengan weton kelahiran?

    BalasHapus